Wednesday, March 19, 2014

Awalku bukanlah Akhirku

Sesuai dengan judulnya, Aku mau nulis sedikit tentang "Awalku bukanlah Akhirku" . Sebelumnya , aku mau nanya , siapa diantara kamu yang berasal dari keluarga yang mungkin bisa dikatakan berada di kalangan menengah kebawah ? , pasti banyak diantara kita yang berada di keluarga seperti itu. Tapi, Aku mau ingetin buat kamu yang mungkin keluarganya kurang mampu atau mungkin biasa-biasa saja. Materi , bukanlah hal yang menentukan kita jadi apa kelaknya. Tapi, keberhasilan maupun kegagalan kita nanti di masa depan, tergantung pada seberapa besar usaha dan doamu.
   Baik, Aku mulai ceritanya. Disebuah desa , hiduplah seorang laki-laki bernama Kutil . Kutil adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dia memiliki satu orang adik perempuan dan satu orang adik lelaki. Kutil adalah anak yang berasal dari keluarga yang bisa dikatakan kurang mampu. Mengapa begitu? karena Ayah Kutil hanyalah seorang buruh tani di sebuah ladang luas milik Saudagar kaya raya di desanya. Sedangkan Ibu Kutil telah meninggal beberapa tahun lalu. Kini, Kutil duduk di bangku SMA di salah satu SMA Negeri di desanya.
   Kutil adalah salah satu murid yang pintar di sekolahnya. Banyak guru-guru yang memujinya. Oleh karena banyak pujian yang terlontar dari mulut guru-guru disekolahnya, banyak siswa yang iri terhadapnya. Salah satunya adalah Santo. Santo adalah anak dari Saudagar kaya pemilik tanah luas dimana Ayah Kutil bekerja. Santo sangat berbeda dengan Kutil. Dimana Kutil yang rajin belajar dan suka membantu orang tuanya, sedangkan Santo, selalu hanya ingin bersenang-senang dengan teman-temannya, menghamburkan uang orang tuanya untuk berpesta dan lain-lain. Setiap bertemu dengan Kutil, Santo dan teman-temannya itu selalu mengejek Santo , dengan perkataan "Hei Miskin, Mana Mungkin Orang Miskin Bisa Jadi Kaya" , begitulah ocehan-ocehan yang dilontarkan oleh mulut busuk mereka. Awalnya Kutil merasa terganggu dengan perkataan mereka itu, tapi lama kelamaan dia sudah mulai terbiasa dan mengambil hikmah dari ocehan mereka itu, bahwa dia harus membuktikan pada mereka "Orang Miskin Juga Bisa Berhasil" . Sejak saat itupun Kutil makin rajin belajar, mendapat ranking kelas dan lain-lain.
   Bel pulang sekolah pun berbunyi "kriinngg,kriiing,kriing" . Murid-murid SMA itupun berhamburan keluar dari kelasnya , bagai ikan yang kelaparan saat diberi makan. Begitu juga Kutil, dengan pakaian lusuh dan tas sedikit robeknya, dia mulai melangkahkan kaki keluar dari Komplek Sekolah itu. Saat dia berjalan santai menuju rumahnya, tiba-tiba dia tersentak saat gemercik air dipinggiran jalan itu terciprat kearahnya, sekujur tubuhnya basah oleh genangan hujan itu. Ternyata semuanya itu adalah ulah Santo dan teman-temannya yang sengaja menyipratkan air genangan hujan itu dengan mobil mewah mereka . "hahaha, dasar orang miskin ! Mana kendaraanya ?" , Kutil pun hanya terdiam , lalu Santo dan teman-temannya meninggalkan Kutil yang sudah basah kuyup oleh cipratan air itu.
   Sesampainya Kutil dirumah, dia langsung mengganti pakaiannya, dan menjemur pakaian sekolahnya yang telah basah oleh cipratan air itu. Setelah menjemur pakaiannya, dia pun berangkat keladang tempat Ayahnya bekerja untuk membantu Ayahnya memanen tanaman disana sambil membawa sebuah Tas kusam berisi bekal dan minum, lumayan gajinya bisa untuk membiayai keperluan keluarga mereka.
    Kutil pun tiba di ladang luas bertanam KOL itu, disana dia melihat banyak sekali pekerja yang sedang sibuk memanen KOL yang sudah masak. Terlihat juga Ayah Kutil yang sedang memanen, sambil keringatnya terus bercucur dari keningnya. Kutil pun menghampiri ayahnya dan mencoba menawarkan air minum yang telah di bawa olehnya itu. Sesungguhnya , dia sangat kasihan dengan Ayahnya, yang bekerja sangat keras untuk menghidupi keluarganya. Kadang jika penghasilan pas-pasan , Ayahnya rela mendahulukan ketiga anaknya itu makan terlebih dahulu, dengan alasan "Ayah masih kenyang nak, kalian makanlah dulu" sambil memasang wajah tanpa penderitaan .
    Saat Ayahnya meminum air itu, Kutil pun langsung mencoba bekerja, memanen KOL-KOL itu, agar cepat selesai, dan mereka mendapatkan GAJI. Disela-sela pekerjaanya itu, tiba-tiba muncul sesosok Pria yang tidak asing parasnya oleh Kutil. Iya, benar, dia adalah Santo anak pemilik ladang luas itu. Belum sempat dia meneguk ludahnya itu. Santo langsung megejek Kutil dengan kata-katanya , "Dasar Miskin, kayak Aku dong, gak perlu belajar , gak perlu bekerja , Tapi Aku udah kaya haha" , sambil dia pergi meninggalkan Kutil. Lalu, Ayah Kutil pun tiba-tiba memegang pundak Kutil, dan berkata, "Sabar ya nak, pasti akan ada hikmah diatas semua ini" , dan sambil menghusap keringatnya yang mulai bercucuran, Kutil membalas "iya yah , Aku tau, semua perkataannya akan aku jadikan motivasi buat maju dan berhasil kelaknya", "Wah, bagus sekali, Ayah suka sekali terhadap semangat kamu itu, yasudah , kita lanjutkan pekerjaan ini agar cepat selesai"kata Ayah Kutil terhadap Kutil, "Iya Yah", jawab Kutil singkat.
   Jam demi jam berlalu, akhirnya pekerjaan mereka telah selesai, dan waktunya mereka pulang sambil membawa beberapa lembar Uang 20 ribu . Mereka sangat bersyukur akan uang tersebut, karena untuk mendapatkan hal itu, mereka harus bekerja keras.
   Keesokan harinya saat disekolah, Wali kelas menyampaikan pada murid-murid dikelas itu, termasuk pada Kutil, bahwa seminggu lagi, mereka akan menjalani Ujian Nasional, untuk mengakhiri masa-masa mereka di bangku SMA. Mendengar hal itu pun, Kutil bertekad untuk belajar lebih giat lagi. Sesampainya dirumah, Kutil menemui Ayahnya, dan meminta izin untuk tidak membantu Ayahnya karena seminggu lagi dia akan melaksanakan Ujian Nasional, dan Ayahnya pun memberi Izin itu. Dan, tanpa membuang-buang waktu , dia mulai membuka buku, dan belajar agar siap menjalani Ujian Nasional itu.
    Tidak terasa, seminggu sudah berlalu, dan saatnya mereka melaksanakan Ujian Nasional. Sesampainya di sekolah, Kutil melihat orang-orang yang takut akan ujian itu, termasuk Kutil juga sedikit merasa gugup akan hal itu, namun dia tetap mencoba menenangkan diri dengan terus berdoa, tetapi berbeda dengan Kelompok Santo yang malah merasa biasa saja, mereka malah pergi bersenang-senang dikantin. Tiba-tiba Bel pun berbunyi , memecah rasa gugup murid-murid disekolah itu. Mereka semua pun memulai ujiannya. Tiga hari sejak Ujian Nasional itu, dan saatnya pengumuman kelulusan. Beberapa kertas tertempel di mading sekolah itu, murid-murid lompat-lompat melihat nama mereka tercantum pada kertas kelulusan itu. Begitu juga Kutil, dia agak takut melihat papan mading itu. Dan dengan perlahan dia mulai mendekati papan itu, dan melihat namanya. Dia mulai melihat namanya dari nilai yang terendah , dan sampai ke bagian tengah, namanya belum juga ditemukan, dia sudah makin gugup akan hal itu. Jari nya terus mencari-cari namanya, sampai namanya terlihat, Iya, namanya tercantum di bagian nomor 1 , yang berarti bahwa Kutil adalah murid yang lulus dengan nilai tertinggi disekolahnya, teman-temannya pun langsung memberi ucapan selamat kepadanya. Tapi berbeda dengan Santo dan teman-temannya. Mereka merendahakan Kutil lagi, namun Kutil tidak peduli akan ocehan Santo itu. Rasa senang di hati Kutil tiba-tiba terpecah , saat mendengar Santo dan teman-temannya dinyatakan tidak lulus, karena nama mereka tidak tercantum disana. Mereka seperti kesetanan minta kejelasan pada guru-guru disekolah. Tapi hasilnya tetap sama, mereka memang benar-benar dinyatakan tidak lulus.
   Singkat cerita, karena Kutil mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya, dia mendapat beasiswa untuk berkuliah di Universitas besar di perkotaan. Mendengar hal itu pun dia sangat senang, dia pu akhirnya berkuliah di Kota, sambil bekerja di salah satu perusahaan, karena ilmunya. Sedangkan Santo sekarang bekerja sebagai pemanen KOL di ladang Ayahnya, dan Semua fasilitasnya di tahan karena dia tidak lulus sekolah.

TAMAT



Jadi, dari cerita di atas, kita bisa ngambil pelajaran, bahwa Keberhasilan kita itu bukan ditentukan oleh seberapa banyak ladang yang dimiliki orang tua kita, atau seberapa mewah mobil yang kita pakai, atau pun seberapa banyak harta yang kita miliki. Kita bisa berhasil karena tekad, usaha dan doa kita. Materi Bukanlah Segalanya !

No comments:

Post a Comment